Perbedaan resiko investor saham dibandingkan dengan trader
Ada yang masih bingung mengenai perbedaan antara investor dan trader? Simpelnya adalah investor lebih cenderung melihat investasi jangka panjang dan trader adalah sebaliknya, kedua sebutan tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu untung namun dibalik keuntungan menjadi seorang investor/trader tentulah berbeda beda tergantung analisa dan psikologi masing masing. Disini kita akan mengulas tentang perbedaan resiko investor dengan trader saham.
Investor
Investor adalah seseorang yang membeli saham suatu perusahaan dan menyimpannya selamanya, dia menikmati hasil deviden dari perusahaan yang dimilikinya, dia selalu mengawasi laporan keuangan perusahaanya ibarat dialah yang memiliki bisnis itu. Memang benar trader atau investor adalah pemilik sebagian perusahaan yang dibelinya namun seorang investor lebih bersifat memiliki dari pada trader. Namun menjadi seorang investor saham tentu juga memiliki resiko, besar kecilnya resiko yang dihadapi tergantung kemampuan kita dalam memanagemen resiko dan psikologi seorang investor.
Investor bisa saja membeli perusahaan yang dianggapnya baik selama 3 sampai 5 tahun keblakang, namun belum tentu juga baik untuk 5 tahun kedepan bukan? Nah ketika mendapatkan saham seperti itu, investor akan rugi selama 5 tahun tidak mendapatkan keuntungan dan nilai uangnya akan berkurang karena pengaruh inflasi. Sebagus apapun perusahaan yang anda beli, harganya bisa saja turun, jika anda tidak memiliki managemen resiko tentu saja hal seperti itu bisa membuat anda rugi selama 5 tahun atau 10 tahun kedepan.
Trus bagaimana cara menyikapi masalah tersebut?
Wajib anda terapkan managemen resiko, seorang yang sudah puluhan tahun terjun didunia pasar modal pun tidak akan pernah lupa dengan prinsipnya akan managemen resiko yang baik. Caranya adalah analisa perusahaan yang akan anda beli dengan seluruh kemampuan yang anda miliki, ketika anda sudah menentukan pilihan yang menurut anda perusahaan tersebut layak untuk dibeli maka perlakukanlah saham tersebut seperti anda mengelola bisnis anda pribadi, resiko yang terjadi pada para investor adalah dia membeli saham yang menurutnya baik kemudian meninggalkannya begitu saja, all hasil setelah lama dia pegang perusahaan tersbut ternyata tidak membuahkan hasil yang sepadan dengan waktu untuk menyimpan saham tersebut.
Investor
Investor adalah seseorang yang membeli saham suatu perusahaan dan menyimpannya selamanya, dia menikmati hasil deviden dari perusahaan yang dimilikinya, dia selalu mengawasi laporan keuangan perusahaanya ibarat dialah yang memiliki bisnis itu. Memang benar trader atau investor adalah pemilik sebagian perusahaan yang dibelinya namun seorang investor lebih bersifat memiliki dari pada trader. Namun menjadi seorang investor saham tentu juga memiliki resiko, besar kecilnya resiko yang dihadapi tergantung kemampuan kita dalam memanagemen resiko dan psikologi seorang investor.
Investor bisa saja membeli perusahaan yang dianggapnya baik selama 3 sampai 5 tahun keblakang, namun belum tentu juga baik untuk 5 tahun kedepan bukan? Nah ketika mendapatkan saham seperti itu, investor akan rugi selama 5 tahun tidak mendapatkan keuntungan dan nilai uangnya akan berkurang karena pengaruh inflasi. Sebagus apapun perusahaan yang anda beli, harganya bisa saja turun, jika anda tidak memiliki managemen resiko tentu saja hal seperti itu bisa membuat anda rugi selama 5 tahun atau 10 tahun kedepan.
Trus bagaimana cara menyikapi masalah tersebut?
Wajib anda terapkan managemen resiko, seorang yang sudah puluhan tahun terjun didunia pasar modal pun tidak akan pernah lupa dengan prinsipnya akan managemen resiko yang baik. Caranya adalah analisa perusahaan yang akan anda beli dengan seluruh kemampuan yang anda miliki, ketika anda sudah menentukan pilihan yang menurut anda perusahaan tersebut layak untuk dibeli maka perlakukanlah saham tersebut seperti anda mengelola bisnis anda pribadi, resiko yang terjadi pada para investor adalah dia membeli saham yang menurutnya baik kemudian meninggalkannya begitu saja, all hasil setelah lama dia pegang perusahaan tersbut ternyata tidak membuahkan hasil yang sepadan dengan waktu untuk menyimpan saham tersebut.
Selanjutnya managemen resiko adalah bila anda telah menemukan saham yang menurut anda baik secara analisa fundamental, maka tahap selanjutnya adalah anda harus tetap menyisihkan uang anda sebagai managemen resiko, contohnya seperti yang kita tau investor kawakan lho keng hong, walaupun dia membeli saham yang bagus, dia selalu mengantisipasi ketika harga saham yang dibelinya turun maka ia akan melakukan average down atau membeli kembali saham perusahaan yang telah dibelinya ketika harganya turun. Jadi ketika anda memiliki saham bagus, teruslah menyisihkan uang anda walaupun sedikit untuk jaga jaga apabila dikemudian hari harga saham yang anda miliki turun,
keuntungan yang anda miliki jika anda menjadi seorang investor yang memiliki managemen resiko dengan menyisihkan uang anda setiap bulannya maka, jika harga saham turun maka anda dapat membeli kembali saham bagus tersebut diharga yang lebih murah. Namun jika anda tidak memiliki dana untuk membeli saham anda yang sedang turun, maka itulah kerugian anda dalam menjadi investor.
1. Rugi waktu yang cukup lama
2. Rugi nilai uang anda yang tidak tumbuh bahkan berkurang karena inflasi
Itulah beberapa resiko seorang investor saham, trus bagaimana dengan trader? apakah trader lebih kecil tingkat resikonya? belum tentu juga, kembali lagi tergantung dengan managemen resiko yang dimiliki seorang trader juga.
Namun seorang trader biasanya dia tidak memiliki resiko rugi waktu seperti seorang investor, mereka lebih cenderung ingin cepat cepat menjual barang yang mereka punya, sebab seorang trader itu adalah pedagang dipasar modal. mereka bisa untung secara cepat bisa saja memiliki resiko yang sangat tinggi, nah.. sekarang kita akan membahas apa saja resiko seorang trader dipasar modal indonesia.
Trader
Menjadi seorang trader ibaratnya seperti pedagang, seorang pedagang lebih fukus terhadap harga bukan terhadap perusahaanya, contohnya adalah beli diharga murah - jual diharga mahal, beli diharga mahal - jual diharga lebih mahal, itu lah prinsip seorang pedagang saham, namun walaupun kelihatan mudah tetapi sebanarnya ini yang memiliki resiko lebih tinggi jika mereka tidak menguasai analisa teknikal. Ada beberapa kesalahan menjadi seorang trader dipasar modal adalah sebagai berikut :
Trader
Menjadi seorang trader ibaratnya seperti pedagang, seorang pedagang lebih fukus terhadap harga bukan terhadap perusahaanya, contohnya adalah beli diharga murah - jual diharga mahal, beli diharga mahal - jual diharga lebih mahal, itu lah prinsip seorang pedagang saham, namun walaupun kelihatan mudah tetapi sebanarnya ini yang memiliki resiko lebih tinggi jika mereka tidak menguasai analisa teknikal. Ada beberapa kesalahan menjadi seorang trader dipasar modal adalah sebagai berikut :
1. Menangkap pisau jatuh
Istilah ini sering digunakan oleh para trader yang ingin mendapatkan harga saham yang murah, menangkap pisau jatuh adalah menggambarkan fenomena penurunan harga saham dalam waktu yang sangat singkat, penyebab dari turunya harga saham secara signifikan ini biasanya dipengaruhi oleh sentimen negatif yang menyebabkan investor panic selling, terkena masalah hukum pada jajaran atau internal perusahaan tersebut, laba bersih yang menurun dan faktor politik yang tidak stabil.
Peluang seperti itu biasanya dapat dimanfaatkan oleh para trader untuk mendapatkan harga saham yang murah, namun perlu diingat, jika anda salah menangkap pisau jatuh anda pasti akan terluka, tau kan bagaimana rasanya tersayat pisau? sungguh mengerikan bukan!! tetapi jika anda mengetahui secara pasti faktor apa yang menyebabkan turunnya harga saham secara singkat itu maka, anda dapat menangkap pisau dengan benar dan tidak melukai tangan anda. Contohnya bila suatu perusahaan terkena sentimen negatif dari berita hoax, kemudian harga saham turun secara drastis maka ambilah peluang tersebut, nah jika kasusnya seperti itu silahkan anda tangkap piasaunya, karena berita hoax hanya menimbulkan efek sementara pada pergerakan harga saham.
2. Tidak memiliki trading plan
Resiko seorang trader adalah ketika untung segera take profit dan ketika rugi tidak berani cutloss, itulah yang sering terjadi pada trader pemula. Sebelum melakukan trading saham sebaiknya buatlah trading plan terlebih dahulu agar anda lebih bijak melakukan trading dan lebih tenang, sebab tanpa trading plan anda sama saja dengan berdagang saham yang tidak memiliki tujuan pasti alias buta. Contoh simpelnya adalah jika anda memiliki trading plan bila harga saham turun lebih dari 5% anda akan menjual saham tersebut, bila itu terjadi segeralah jual saham yang anda miliki, jangan ada trading plan dadakan
3. Saham yangkut
Resiko seorang trader berikutnya adalah memiliki saham nyangkut, tau kah anda apa itu saham nyangkut? bila anda membeli sebuah saham yang sedang bergairah naik, kemudian anda tergiur untuk membeli saham tersebut dengan mengharapkan bahwa anda dapat ikut merasakan keuntungan dari saham yang lagi bergerak naik itu, ketika anda masuk kepasar untuk membelinya tiba tiba keadaan berubah membuat harga saham yang terlanjur anda beli turun drastis sehingga anda tidak bisa keluar dari pasar dan anda rugi, itulah yang disebutkan dengan saham nyangkut.
Solusi yang baik untuk menghadapi saham nyangkut adalah membeli kembali di harga rendah (average down) atau cutloss. Seorang trader harus berani jual rugi (Cutloss), jika anda memiliki trading plan anda tidak akan pernah ragu untuk melakukan cutloss atau average down, kedua solusi tersebut adalah pilihan terakhir jika saham anda nyangkut. Segera buat keputusan karena semakin lama keadaan akan semakin buruk.
4. Saham gorengan
Resiko selanjutnya menjadi seorang trader adalah dengan bermain dengan saham gorengan, yang dimaksudkan dalam saham gorengan adalah saham yang memiliki valuasi rendah, tidak liquid, volume tidak stabil, harga murah, jika anda tidak memperhatika hal tersebut, bisa jadi anda akan masuk kedalam perangkap saham gorengan. Namun apakah saham gorengan harus selalu dihindari? dalam kenyataanya banyak juga yang sukses hanya dengan bermain saham gorengan, intinya adalah hight risk - hight return.
Resiko selanjutnya menjadi seorang trader adalah dengan bermain dengan saham gorengan, yang dimaksudkan dalam saham gorengan adalah saham yang memiliki valuasi rendah, tidak liquid, volume tidak stabil, harga murah, jika anda tidak memperhatika hal tersebut, bisa jadi anda akan masuk kedalam perangkap saham gorengan. Namun apakah saham gorengan harus selalu dihindari? dalam kenyataanya banyak juga yang sukses hanya dengan bermain saham gorengan, intinya adalah hight risk - hight return.
Solusi untuk bermain saham gorengan agar trading anda menguntungkan maka anda perlu disiplin menggunakan trading plan anda, jangan serakah dan gunakan indikator. salah satu strategi untuk bermain saham gorengan bisa anda baca : Cara kaya dengan bermain saham gorengan
Belajar trading saham sangat penting bagi anda jika ingin menjadi seorang trader yang handal, gunakan berbagai macam indikator yang bisa mendukung keputusan anda untuk memilih saham mana yang bagus : Aplikasi trading saham.
Belajar trading saham sangat penting bagi anda jika ingin menjadi seorang trader yang handal, gunakan berbagai macam indikator yang bisa mendukung keputusan anda untuk memilih saham mana yang bagus : Aplikasi trading saham.
Itulah beberapa resiko investor dan trader yang bisa anda cermati, selalu konsisten dan disiplin dengan trading plan anda untuk menjadi investor yang sukses dan trader yang handal di pasar modal bursa efek indonesia.
Posting Komentar untuk "Perbedaan resiko investor saham dibandingkan dengan trader"