3 Alasan Investor Mengalami Kerugian Fatal Dan Cara Pencegahannya
Sebagai seorang investor atau trader, menglami kerugian dalam transaksi adalah hal yang lumrah. Tetapi ada lho kerugian yang benar-benar fatal. Apa saja alasan dari kerugian tersebut ? Yuk kita bahas
1. Investor Membeli Saham Perusahaan yang Berprospek Sangat Buruk
Investor membeli saham perusahaan yang prospeknya sangat buruk , kemudian harga sampai jatuh ke ambang nilai 50 ( saham gocap ). Pada ahap ambang Rp. 50 , tidak ada investor lain yang berminat untuk membeli saham tersebut. Akibatnya, saham menetap pada Rp. 50 selama bertahun tahun tanpa ada kepastian kapan saham itu akan bergerak kembali dan modal yang kita tempatkan pada saham tersebut mengendap dan takut untuk melepas kepemilikan saham kita.
2. Emiten Mengalami Delisting Paksa Karena Melakukan Pelanggaran
Emiten adalah pihak yang menerbitkan menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang telah diatur dalam peraturan undang-undang yang berlaku. Adapun pihak yang dimaksud dengan emiten adalah perseorangan, perusahaan, asosiasi, usaha bersama, maupun kelompok yang terorganisasi.
Delisting adalah penghapusan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Setelah delisting, saham tidak bisa ditransaksikan di BEI. Status perusahaan yang telah delisting biasanya tetap menjadi perusahaan publik tapi sahamnya tidak tercatat di BEI.
Emiten mengalami delisting paksa karena melakukan pelanggaran seperti tidak menyerahkan laporan keuangan, atau keberlangsungan bisnisnya dipertanyakan. Setelah delisting, saham tidak bisa diperdagangkan di bursa efek indonesia lagi. Oleh karena itu investor mungkin terpaksa harus menjual sahamnya dengan harga berapapun, namun jika ada yang berminat.
3. Emiten Menyatakan Pailit
Menurut bahasa, kata pailit itu berasal dari bahasa Prancis yaitu failite yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti kemacetan dalam pembayaran.
Emiten menyatakan pailit karena gagal melunasi hutang-hutangnya.Dalam situasi pailit, pengadilan akan membagikan hasil likuidasi perusahaan kepada kreditor dan stakeholder lain terlebih dahulu. Investor masuk kedalam baris terakhir dalam daftar pihak yang berhak mengklaim aset perusahaan, namun ini jika ada sisa hasil likuidasi.
Dari ketiga alasn diatas, ada beberapa tips yang bisa kita lakukan untuk menghindari kerugian yang fatal, yaitu ;
1. Perhatikan Kondisi Keuangan Perusahaan
Sebelum berinvestsi pada saham perusahaan mana pun, kamu perlu mencermati laporan keuangan dan menyimpulkan bagaimana kondisinya. Laporan keuangan akan menunjukkan dengan jelas apakah perusahaan menghasilkan laba atau justru merugi, berapa besar tanggungan utang perusahaan, apakah perusahaan mampu melunasi hutang dengan lancar, penjualan produk apa yang paling laris, dan lain sebagainya.
Kita bisa mendapatkan laporan keuangan perusahaan di website www.idx.co.id. Untuk mendownload lapoaran keuangannya, di bagian kiri halaman web, silahkan klik Perusahaan Tercatat -> Laporan Keuangan dan Tahunan.
2. Buy Low Sell High
Maksud dari Buy Low Sell High adalah, kita membeli saham di harga bawah / murah dan menjualnya di harga tinggi / mahal. Memang terdengar sederhana, namun ini juga tidak semudah yan gdibayangkan ketika dipraktekkan. Kita harus memiliki kemampuan yang mumpuni untuk dapat menganalisa saham tersebut dikatakan di harga bawah atau di harga atas.
Karena kebanyakan pemula terburu-buru membeli saham ketika ada kenaikan harga. Padahal ini juga beresiko untuk kita sebagai investor atau trader.
3. Hindari Margin
Margin Trading adalah metode membeli saham dengan meminjam sejumlah uang dari perusahaan sekuritas (broker). Pinjaman tersebut dijamin dengan collateral (agunan) berupa saham-saham yang ada di akun investor. Margin trading berfungsi untuk memfasilitasi para pedagang saham (selanjutnya disebut trader) dengan pinjaman perusahaan sekuritas, untuk membeli saham-saham yang sedang berpotensi bagus.
Sepintas peminjaman margin terlihat memudahkan karena kita dapat berinvestasi meski belum memiliki modal mencukupi. Akan tetapu, margin sebenarnya menignkatkan resiko berinvestasi. Tapi ingat, harga saham bisa naik-turun. Perusahaan juga bisa kolaps, kalau invistasi kita benar-benar prvofit, kita akan mampu mengembalikan pinjaman margin itu. Namun, bagaimana kalau investasi kita ternyata merugi ? Itu akan berdampak sangat fatal untuk kita sendiri.
Sekian dulu informasi dan sharing kali ini, kalau kalian ada sharing menarik lainnya mengenai saham, investasi saham, belajar investasi saham yang baik untuk kita semua. Silahkan tulis di kolom komentar ya. Terimakasih, salam cuan.
Posting Komentar untuk "3 Alasan Investor Mengalami Kerugian Fatal Dan Cara Pencegahannya"